PERINGATAN HARI PAHLAWAN : KINI SEMUA BISA MENJADI PAHLAWAN

Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November oleh seluruh rakyat Indonesia untuk mengenang jasa para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan  kemerdekaan. Awal mula peringatan hari pahlawan ialah peristiwa perlawanan masyarakat Surabaya (yang dikenal arek-arek Suroboyo) terhadap sekutu sebagai bentuk mempertahankan kemerdekaan yang menewaskan Jenderal AWS Mallaby

Peristiwa tersebut kemudian memicu semangat para pejuang bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan yang memicu pergerakan perlawanan di berbagai daerah, seperti di Bandung yang dikenal dengan Bandung Lautan Api, di Semarang dikenal dengan pertempuran 5 hari, di Yogyakarta dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret, di Ambarawa dikenal dengan peristiwa pertempuran Ambarawa, di Medan dikenal dengan peristiwa Medan Area.

Peringatan Hari Pahlawan sudah selayaknya menjadi momentum untuk anak bangsa mengingat bahwa kemerdekaan yang dinikmati saat ini tidak datang begitu saja namun memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa dari para pendahulu negeri. “Peristiwa perang mengingatkan kita bahwa kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidaklah datang begitu saja, namun memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa dari para pendahulu negri”, ujar Direktur RSJD Dr. RM. Soedjarwadi saat membacakan amanat Kemensos dalam Upacara Peringatan Hari Pahlawan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, Minggu (10/11/2019)

Menjadi inspektur upacara, Direktur RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, dr. Tri Kuncoro, M.M.R juga menyampaikan bahwa siapa saja kini dapat menjadi pahlawan. Sesuai denga tema peringatan Hari Pahlawan 2019, “Aku Pahlawan Masa Kini”. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjadi pahlawan masa sesuai amanat Kemensos yakni, membantu sesame ketika terkena musibah, tidak melakukan provokasi yang dapat menganggu ketertiban, tidak menyebarkan hoax dan tidak melakukan perbuatan anarkis atau merugikan orang lain.