Klaten – Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSJD Dr. RM. Soedjarwadi menyelenggarakan penyuluhan dengan tema ‘Pencegahan Gizi Kurang pada Anak dan Balita’. Penyuluhan disampaikan oleh Nutrisionis RSJD Dr. RM. Soedjarwadi yaitu Tagarini A.Md, Gz, Effina Widosari, A.Md, Gz, dan Nur Hasanah Itsnaini, AMG bertempat di Klinik Tumbuh Kembang Anak RSJD Dr. RM. Soedjarwadi pada hari Senin (20/06/2022).
Melalui penyuluhan ini, Tim Nutrisionis memberikan materi tentang pengertian gizi kurang, penyebab gizi kurang, tanda dan gejala gizi kurang, akibat gizi kurang, dan cara perawatan anak dengan gizi kurang. Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berpikir, dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Penyebab gizi kurang adalah kekurangan makanan atau energi, kekurangan sumber protein, gangguan penyakit, dan stress.
Gizi kurang dapat dikenali dengan tanda dan gejala yang timbul seperti berat badan menurun, pertumbuhan tulang terlambat, berat badan dan tinggi badan tidak normal, rambut kemerahan atau jarang-jarang, perut kadang-kadang buncit, wajah bengkak atau keriput, dan anak sering menangis. Akibat yang ditimbulkan apabila anak mengalami gizi kurang yaitu anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, anak kekurangan tenaga atau lemas, daya tahan tubuh menurun atau mudah sakit, dan terganggunya fungsi otak. “Berbeda dengan anak yang memiliki gizi normal, anak yang gizi kurang biasanya ada gangguan pertumbuhan seperti misalkan cara berpikirnya berbeda, agak lebih lambat dibanding teman seusianya” ungkap Nur Hasanah Itsnaini.
Perawatan anak dengan gizi kurang dapat dilakukan dengan pemberian makan yang ideal yaitu bahan makanan yang bergizi dan sehat, makanan tidak mengandung bumbu yang terlalu menyengat, bahan makanan yang tidak mengandung banyak lemak dan tidak terlalu manis, pemberian makanan dalam jumlah kecil namun sering, dan makanan sebaiknya diberikan secara bertahap. “Untuk porsi makan yaitu dalam satu piring itu 30% berisi sayuran dan buah-buahan, sisanya dibagi dua yang isinya ada nasi, kentang, jagung, singkong, ubi kemudian ada lauk pauk. Jadi porsi lauk-pauk sama nasi itu sama” jelas Nur Hasanah Itsnaini.
Selain penentuan bahan makanan, cara pengolahan bahan makanan juga perlu diperhatikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan pada saat membeli bahan makanan, mencuci bersih bahan makanan, dan mencuci beras hanya satu sampai dua kali agar zat vitamin tidak hilang. Penyajian makanan dengan menarik dan variatif juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan pada anak. Tim Nutrisionis juga menyampaikan “Faktor lingkungan juga mempengaruhi gizi kurang. Yang pertama harus menciptakan lingkungan yang bersih, ventilasi selalu terbuka, kemudian untuk seprai sarung bantal sarung guling sering-sering dicuci. Itu juga bisa mempengaruhi gizi kurang pada anak”.
Penyuluhan disambut antusias oleh para orang tua di Klinik Tumbuh Kembang Anak RSJD Dr. RM. Soedjarwadi. Selain penyampaian materi, diadakan sesi tanya jawab dengan peserta seputar gizi pada anak. Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para orang tua terhadap kecukupan gizi pada anak.