Penyuluhan Mengenal Epilepsi dan Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatannya di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi

Klaten – Penyuluhan dengan tema “Mengenal Epilepsi dan Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatannya” diselenggarakan oleh Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSJD Dr. RM. Soedjarwadi bertempat di Poli Saraf RSJD Dr. RM. Soedjarwadi pada Rabu (27/7/22). Hadir sebagai narasumber adalah Dokter Spesialis Saraf RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, dr. Dewi Tri Nuryani, M.Sc, Sp.S. Penyuluhan ini ditujukan agar pasien dan pengantar pasien di Poli Saraf dapat lebih mengenal tentang epilepsi seperti gejala, penyebab, penatalaksanaan, dan pencegahan dari epilepsi.

Epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik yang berlebihan di otak sehingga menyebabkan penderita mengalami kejang secara berulang pada sebagian atau seluruh tubuh. Seseorang dinyatakan menderita epilepsi jika pernah mengalami kejang lebih dari satu kali. Epilepsi adalah penyakit bersifat kambuhan dan dapat dialami segala usia. Gejala epilepsi dapat muncul kapan saja dan di mana saja.

Gejala epilepsi dapat bervariasi antara satu pasien dengan yang lain mulai dari ringan hingga parah. “Yang ekstrim itu bisa gejalanya kelonjotan jadi seluruh badan itu bergerak kaku sampai nggak sadar, setelah serangan kemudian lemas kemudian tertidur kemudian normal kembali. Yang paling ringan itu kadang-kadang bengong sesaat tapi nanti sadar lagi. Itu termasuk gejala epilepsi.” jelas Dokter Dewi. Gejala lain epilepsi seperti mata menatap dan mulut bergumam, otot kaku, lengan dan kaki menyentak tak terkendali, pingsan atau kehilangan kesadaran, gejala psikologis seperti ketakutan atau kecemasan, tubuh berkedut dan gemetaran. Terkadang penderita kehilangan kontrol kandung kemih atau menggigit lidah. Pada kebanyakan kasus, gejala epilepsi yang dialami seseorang akan sama ketika kambuh.

Dokter Dewi menyampaikan “sekali serangan epilepsi itu ribuan saraf otak yang terganggu sehingga akan mengganggu kecerdasan dari anak ataupun memori dari penderita dewasa”. Epilepsi disebabkan oleh adanya gangguan sinyal listrik di otak atau ledakan aktivitas listrik di otak. Faktor-faktor penyebab epilepsi yaitu faktor keturunan ketika orang tua menurunkan gen epilepsi pada anak, penyakit stroke dan tumor otak menyebabkan terganggunya loncatan listrik di otak sehingga menimbulkan nyeri kepala hebat, cedera kepala parah ketika seseorang mengalami benturan kepala sedang sampai berat, efek penyalahgunaan narkoba dan alkohol, infeksi otak, kekurangan oksigen saat melahirkan.

Pengendalian epilepsi dilakukan dengan mengonsumi obat secara teratur sesuai dosis yang diberikan oleh dokter. Pada sejumlah kasus mungkin perlu dilakukan diet khusus, implantasi neurostimulator, atau pembedahan saraf. Pengobatan epilepsi dikatakan berhasil apabila optimal dan terkendali. Terkendali artinya tidak kambuh sehingga pasien nyaman, baik anak-anak maupun dewasa bisa melakukan aktivitas sehari-hari melalui pengendalian dengan obat. Optimal bisa dicapai dengan dorongan dari keluarga. “Supaya lebih optimal lagi maka untuk pencegahan-pencegahan itu wajib kita ketahui, laksanakan, dan awasi cara minum obat yang benar” jelas Dokter Dewi. Pengobatan yang optimal dapat dicapai dengan dukungan dan pengawasan dari anggota keluarga.

Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan pengantar pasien bahwa epilepsi dapat dikendalikan dan dicegah. Pengidap epilepsi tidak disarankan untuk mengemudi dan berenang karena dapat membahayakan penderita saat kambuh. Epilepsi biasanya adalah masalah kesehatan menetap atau seumur hidup namun pengidap epilepsi dapat hidup normal bila terkontrol dengan baik.