Klaten – Penyuluhan dengan tema Mengatasi Sulit Tidur untuk Meningkatkan Kesehatan Psikologis diselenggarakan oleh Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan Humas di Klinik Jiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi pada Jumat (11/11/22). Hadir sebagai narasumber adalah Psikolog RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, Etik Dwi Wulandari, S.Psi, M.Psi, Psikolog. Penyuluhan disampaikan kepada pasien dan pendamping pasien Klinik Jiwa tentang fungsi tidur, dampak kekurangan tidur, penyebab sulit tidur, insomnia, bahaya insomnia, mengatasi sulit tidur, dan terapi kognitif perilaku.
Tidur bermanfaat tidak hanya bagi kesehatan fisik namun juga kesehatan mental. Tidur membantu perbaikan jaringan tubuh, melepaskan hormon pertumbuhan untuk perbaikan dan pembaharuan sel epitel dan sel-sel otak, menurunkan laju metabolisme basal sehingga menghemat energi tubuh, dan memulihkan kognitif. Kurang tidur dapat berdampak bagi kesehatan mental. Etik Dwi Wulandari, S.Psi, M.Psi, Psikolog menyampaikan dampak ketika kekurangan tidur, “dampaknya terutama akan menurunkan daya tahan tubuh karena tidur memperbaiki sel-sel kalau kita tidurnya kurang maka daya tahan tubuh kita jadinya juga menurun jadi gampang sakit kemudian ada penyakit-penyakit lain yang bisa timbul misalnya obesitas dan serangan jantung”. Dampak lain yang dapat timbul adalah menurunnya kinerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, dan kelelahan. Kesulitan tidur dapat disebabkan oleh stres, kelainan fisik, pemakaian obat-obatan, mengonsumsi kafein secara berlebihan, minum alkohol dan merokok sebelum tidur, tidur siang berlebihan, jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur, penggunaan alat elektronik berlebihan, dan penyakit.
Salah satu jenis gangguan tidur adalah insomnia. “Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai pada ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan tidur baik secara kuantitas maupun kualitas, kuantitas itu adalah jumlah dari tidurnya kalau kualitas adalah kepuasan bapak ibu setelah bangun tidur” jelas Etik Dwi Wulandari, S.Psi, M.Psi, Psikolog. Insomnia terjadi ketika kuantitas dan kualitas tidur tidak dapat terpenuhi secara bersamaan. Bahaya yang ditimbulkan dari insomnia adalah gangguan fisiologis yaitu kekebalan tubuh berkurang dan mudah terserang penyakit serta gangguan psikologis yaitu sulit konsentrasi, stres, dan depresi.
“Sekarang gimana caranya bapak ibu kalau nanti ada kesulitan tidur selain nanti bisa ke Psikiater, ada penanganan secara psikologis untuk membantu bapak ibu” ungkap Etik Dwi Wulandari, S.Psi, M.Psi, Psikolog. Terapi atau intervensi psikologis dalam mengatasi insomnia salah satunya melalui cognitive behavior therapy untuk merubah pemikiran dan perilaku untuk mengatasi insomnia. Secara kognitif (pikiran), penderita insomnia memiliki pengalaman tidak menyenangkan tentang kesulitan tidur dan membangun pikiran negatif tentang tidur. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengubah pikiran negatif dengan pikiran positif yang dapat dilakukan dengan meyakinkan diri sendiri untuk merasa santai dan rileks.
Secara behavorial (perilaku), penderita insomnia memiliki perilaku yang mempertahankan kesulitan tidur. “Banyak perilaku yang memperburuk kondisi bapak ibu menjadi tidak bisa tidur misalnya makan berat sebelum tidur, minum sesuatu yang mengandung kafein berlebihan sebelum tidur, olahraga yang berat, atau kebanyakan tidur siang” jelas Etik Dwi Wulandari, S.Psi, M.Psi, Psikolog. Perilaku ini dapat diatasi dengan edukasi pola tidur sehat. Penderita insomnia juga dapat mematikan lampu, mendengarkan lagu relaksasi, dan merapikan kamar tidur saat hendak tidur.
Insomnia sering terjadi karena masalah psikologis yang menjadi pencetus misal kondisi stres, tekanan, kecemasan, atau masalah psikologis lain sehingga membuat seseorang mengalami insomnia sementara. Ketika masalah psikologis ini telah selesai maka keluhan insomnia juga berakhir. Masalah insomnia tersebut dapat diatasi dengan mengatasi masalah psikologis terlebih dahulu.
Penyuluhan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan pendamping pasien Klinik Jiwa agar dapat menerapkan pola tidur yang baik sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan psikologis. Selain penyampaian materi oleh narasumber, juga diadakan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh peserta. Sebagai hasil, diharapkan pasien dan pendamping pasien dapat lebih mengenali kuantitas dan kualitas tidur yang dialami setiap harinya sehingga apabila dirasa terdapat masalah psikologis yang menjadi pencetus terjadinya kesulitan tidur dapat segera tertangani dengan baik. Jika Anda membutuhkan pertolongan dari ahli, pemeriksaan dengan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dan konsultasi dengan Psikolog tersedia di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi.