Penyuluhan Cegah Stunting dan Wasting itu Penting di Klinik Anak RSJD Dr. RM. Soedjarwadi

Klaten – Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan Humas RSJD Dr. RM. Soedjarwadi menyelenggarakan penyuluhan dengan tema “Cegah Stunting dan Wasting itu Penting” di Klinik Anak RSJD Dr. RM. Soedjarwadi pada Jumat (16/9/22). Hadir sebagai narasumber adalah Dokter Umum RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, dr. Belladona Ayudityawati. Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pendamping pasien anak dalam pencegahan stunting dan wasting.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Jika anak memiliki tinggi badan pendek yang diukur melalui indeks tinggi/panjang badan menurut umur, menunjukkan adanya indikasi masalah gizi kronis akibat kekurangan gizi atau infeksi dalam jangka waktu yang lama. Stunting berbeda dengan wasting. Wasting adalah keadaan penurunan berat badan secara cepat disebabkan asupan makanan yang tidak memadai, pemberian makanan yang tidak tepat, dan infeksi penyakit.

Terjadinya stunting dan wasting disebabkan oleh praktik pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi, dan layanan kesehatan yang terbatas. Stunting dan wasting dapat menimbulkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek seperti perkembangan otak yang terganggu, berkurangnya kecerdasan, pertumbuhan fisik terganggu, dan metabolisme tubuh terganggu. Dampak jangka panjang seperti kemampuan kognitif dan prestasi belajar yang menurun, kekebalan tubuh menurun, dan meningkatnya risiko penyakit.

Stunting dan wasting dapat dicegah melalui pemenuhan kecukupan gizi, imunisasi lengkap, dan perbaikan sanitasi. Langkah pencegahan stunting dan wasting dapat dilakukan dengan banyak makan buah, sayur, dan lauk pauk pada ibu hamil, mengonsumsi tablet tambah darah selama hamil dilanjutkan hingga masa nifas, melakukan Inisiasi Menyusi Dini (IMD) agar bayi mendapatkan ASI kolostrum untuk daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi, dan memastikan penggunaan garam beriodium agar membantu pertumbuhan janin dan mencegah bayi lahir cacat. Pencegahan stunting dan wasting setelah bayi lahir dapat dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif selama 0-6 bulan dan pemberian ASI hingga 23 bulan dengan didampingi MP-ASI. Stunting dan wasting juga dapat dicegah dengan menanggulangi kecacingan, memberikan imunisasi dasar lengkap, askes terhadap air bersih, dan selalu menggunakan jamban sehat.

Penyuluhan disambut antusias oleh pendamping pasien anak. Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan sebagai pengingat agar pendamping pasien anak selalu memperhatikan kebutuhan gizi, imunisasi, dan sanitasi pada anak agar stunting dan wasting dapat dicegah.